agama

SMART-NEWZ

SMART NEWZ  Sebelumnya minta maaf pada para sahabat blogger agoezroyal.blogspot.com karena ada kesalahan teknis, saya dari pihak blogger agoezroyal.blogspot.com telah menciptakan situs blog terbaru yang gak kalah serunya, dengan situs yang beralamat http://smart-newz.blogspot.com/ "SMART NEWZ"

CIRI KHAS WANITA SUKA "EM EL/NGENT0T"

Seks banyak dicari para pria tipe petualang. Sebagian pria suka kepada wanita sensual yang maniak seks. Diharapkan semua keinginan dan fantasi pria bisa terpenuhi.
Meski setiap wanita pada dasarnya sama dan bisa memenuhi keinginan pria, tetapi kadar kualitas, tingkat ketrengginasan, kebringasan, kenakalan, ataupun keliaran wanita berbeda-beda. Wanita yang lemah-lembut dan cenderung alim soal seks, tentu tidak sehebat servis yang diberikan oleh wanita tipe trengginas atau maniak seks.

Bagi pria model moderat dan menginginkan permainan seks yang wajar-wajar saja, tentu tidak menuntut banyak kepada wanita. Bagi pria yang suka berfantasi dan cenderung hiperseks, biasanya mendambakan tipe wanita yang “liar” dalam seks.

Terlebih buat pria yang suka nonton film blue, tentu mendambakan hubungan intim mirip seperti di film blue. Untuk mendapatkan sesuai yang didambakan, silakan inilah dia ciri khas wanita maniak seks berikut ini....

1. Mampu Mengobarkan Gairah Seks Sendiri
Wanita jenis ini mampu mengobarkan api asmaranya sendiri tanpa lama-lama menunggu dirangsang pria. Survei menunjukkan wanita jenis ini mampu berfantasi yang mengundang gairah. Misalkan, mengandaikan diri telanjang atau setengah telanjang di tempat umum atau di mana saja, sehingga mata lelaki menjadi jelalatan atau penasaran.

2. Tubuhku Istana Kenikmatanku
Slogan ini merupakan keyakinan diri wanita jenis ini. Ia memandang dirinya sebagai tambang kenikmatan. Bilamana pria tidak atau kurang mampu memuaskan, ia akan membimbing menunjukkan tempat-tempat yang harus dirangsang dan dioptimalkan. Misalnya menunjukkan tempat G-spot. Bahkan ia suka mengambil inisiatif .

3. Akulah Dewi Seks
Dengan pengakuan sebagai Dewi Seks, ia suka striptis atau tarian erotis di depan pria sebelum hubungan intim. Ia mau melakukan apa saja demi kepuasan bersama. Terkadang ia mengelabuhi sesuatu yang pada akhirnya ingin hubungan intim dengan pria. Ia suka pura-pura meminta sesuatu tetapi tersirat ajakan hubungan intim.

4. Memberikan Desahan Erotis
Biasanya suka menjerit atau teriak ketika dirangsang. Ia pun tidak segan-segan mendesah sambil minta dicium organnya. Misal, payu dara, kaki, leher, telinga, dll. Ekspresi erotis banyak diungkapkan oleh tipe wanita ini.

5. Berorientasi Pada Proses Menuju Orgasme
Biasanya wanita tipe ini tidak berorientasi pada orgasme, tetapi pada proses menuju Orgasme. Wanita yang berupaya semaksimal mungkin mencapai titik klimaks, tidak menganggap orgasme sebagai bonus. Ia beranggapan rangkaian menuju orgasme penuh dengan kenikmatan dan keasyikan. Orgasme atau tidak sebenarnya tergantung pada keyakinan wanita sendiri. Dengan beranggapan dan yakin akan orgasme, maka apa pun rangkaian hubungan intim akan membuahkan orgasme.

6. Punya Resep Khas Merangsang Pria
Sebagian besar wanita tahu bahwa cara menyenangkan dan memuaskan pria adalah langsung memberikan rangsangan ke area bawah pusar. Namun sebagian wanita punya resep khusus selain itu. Misalnya, menciumi tengkuk pria atau cara lain yang bisa membakar gairah pria.

7. Tahu Apa Yang Pria Mau
Selain memberikan servis yang memuaskan, wanita jenis ini tahu apa yang diinginkan pria pasangannya. Terkadang sebagian pria tidak mendambakan yang aneh-aneh, tetapi cukup di-karaoke saja. Dengan penguasaan teknik oral sex, wanita jenis ini mampu memberikan sensasi kenikmatan hubungan intim yang luar biasa. Ia tak segan-segan memenuhi segala keinginan pria.

8. Suka Bereksperimen Posisi dan Jenis Foreplay
Meluangkan waktu untuk bereksperimen dengan posisi baru dan foreplay baru merupakan kesukaan wanita jenis ini. Selain menemukan kenikmatan baru, jiwa petualang bisa terakomodasi.

9. Selalu Membuat Hubungan Intim Penuh Gairah dan Penuh Nuansa Baru
Wanita tipe ini selalu memberikan gairah baru dan nuansa baru dalam hubungan intim. Adakalanya ia mencari inspirasi dengan menyewa video blue agar gairah seks bertambah. Bilamana gairah menurun, ada saja siasat yang dimiliki wanita ini. Misal, hubungan intim di tempat baru, foreplay dengan aneka variasi baru, membaca majalah porno, dll.

10. Menggairahkan Setiap Saat
Wanita model ini rela bangun lebih pagi guna mempersiapkan diri lebih menggairahkan. Misal, pagi-pagi sudah mandi sehingga badan sudah bersih, wangi, dan menggairahkan. Hubungan intim pagi hari pun siap dilakukan jika memang dikehendaki. Pria pun tidak enggan atau sungkan. Wanita ini sepanjang siang dan malam selalu tampak menggairahkan. Ia pun suka merayu pasangan seakan baru pertama kali.

11. Seks Merupakan Prioritas Utama
Wanita tipe ini tidak pernah enggan atau menolak hubungan intim. Tidak ada kata-kata, “Saya sedang capai,” ataupun ungkapan lain yang senada. Ia tahu bahwa seks merupakan obat pertama sebagai penawar capai, stress, enggan, dll. Meskipun sedang ogah-ogahan melayani suami, wanita jenis ini mampu mengatasinya dengan baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan. Keengganan dapat diubah menjadi kenikmatan.

Itulah beberapa ciri yang di nilai dari tipe seorang wanita maniak SEKS.

ISTRIKU SEL1NGKUH DENGAN KEP0NAKAN

Kejadian yang terjadi di rumah tanggaku ini tidak akan terulang lagi, karena istriku sendiri sudah menyadari atas kekilafan yang pernah dia lakukan dan dia pun telah minta maaf dan bersumpah untuk tidak mengulanginya lagi. Sebaliknya aku pun demikian, menyadari bahwa semua itu bukan semata-mata kesalahan istriku saja melainkan aku pun merasa ikut bersalah dan memaklumi kalau ini semua tidak direncanakan sebelumnya dan kami anggap sebagai ujian hidup.

Maksud dan tujuan semua ini aku ceritakan agar dapat dijadikan pegangan dan referensi buat semua orang yang membacanya, supaya kejadian yang kualami tidak terjadi pada orang lain, disamping hal tersebut agar semakin lepas dari sisa beban batin yang mungkin masih ada di diriku.

Kejadiannya memang tidak diduga dan tidak direncanakan. Awalnya hanya sedikit salah paham antara aku dan istriku. Dari kesalah-pahaman itu, aku sedikit merasa sakit hati dan saat itu aku mencoba untuk tidak mau bertegur sapa dengan istriku. Hal itu aku lakukan, karena awalnya aku ingin menggoda sampai dimana ketahanan nafsu seks istriku bila tidak kusentuh selama seminggu. Karena perlu diketahui pembaca, bahwa istriku dan aku umumnya tiga hari sekali rutin melakukan senggama dan itu semua umumnya berakhir dengan cucuran kenikmatan. Memang selama ini kami berdua selalu bervariasi dalam melakukan hubungan seks, dan kami merasa tidak mengalami masalah dalam hal yang satu ini.

Sebelum kulanjutkan cerita ini, kuceritakan dulu perihal keluargaku. Di rumahku tinggal aku (36 tahun, asal pulau Pariwisata), istriku Ayu (nama panggilan istriku sesuai dengan orangnya) yang cantik molek, kulit kuning langsat karena turunan dari kota kembang, rambut lurus hitam lebat dan ini sama dengan bulu kemaluannya yang hitam dan lebat, umurnya baru 34 tahun dan hidung mancung, lalu ada dua orang laki-laki lagi yang tinggal di rumahku, yaitu Dani, anakku yang baru berumur tiga tahun dan Wisne (25 tahun) keponakanku yang awalnya numpang tinggal karena keperluan mencari kerja dan saat ini tidak lagi tinggal di rumahku karena telah aku suruh pulang karena menyangkut perselingkuhan dengan istriku.

Jadi setelah selama tiga hari aku mencoba menggoda benteng ketahanan istriku dengan cara tidak bertegur sapa dan tidak memberikan kebutuhan biologisnya, ada sisi lain yang aku bisa nikmati, yaitu aku melihat perubahan tingkah dari istriku, tingkah laku yang serba salah, tidur tidak tenang dan banyak lagi hal-hal yang sebelumnya tidak pernah aku lihat. Hal ini entah karena aku yang memberikan ekstra perhatian secara sembunyi-sembunyi atau memang karena akibat dari situasi perseteruan antara aku dan istriku.

Suatu malam, kulihat jam menunjuk di angka sembilan malam, saat itu hari keenam aku membisu, aku sengaja pura-pura tidur duluan dan aku yakin istriku tidak lama pasti menyusul masuk kamar seperti biasanya. Pada jam-jam segitu, umumnya kami masih nonton TV bersama di ruang keluarga termasuk juga Wisne keponakanku. Sebenarnya aku sendiri belum ngantuk tapi aku hanya ingin tahu tingkah laku istriku saja. Beberapa menit aku pura-pura sudah tidur dengan sedikit mengeluarkan suara dengkur dan terlihat bayang-bayang (karena pakai lampu tidur) saat itu istriku susah tidur. Dan aku nyaris tidak percaya dengan apa yang aku lihat bahwa istriku memainkan tangannya di selangkangannya sendiri. Awalnya hanya tangannya yang terlihat bergerak, digesek-gesek naik turun dengan irama yang teratur tapi setelah beberapa saat kemudian, kulihat istriku melepaskan CD-nya dan gerakan tangannya semakin tidak beraturan dibarengi nafas yang semakin ngos-ngosan. Darahku berdesir dan hampir aku tidak bisa menahan nafsuku sendiri ketika melihat istriku terengah-engah karena nikmat yang dibuatnya sendiri. Tapi aku tetap pada pendirianku semula, aku seolah-seolah masih sakit hati dan tidak mau bertegur sapa, jadi saat itu aku hanya menikmati tingkah sensual istriku.

Dua hari berikutnya, aku lakukan hal yang sama, yaitu sekitar jam sembilan aku masuk kamar. Beberapa menit aku tunggu, istriku tidak masuk kamar seperti biasanya dan aku sengaja menunggu reaksi selanjutnya karena aku sendiri belum merasa mengantuk. Sekitar setengah jam, istriku belum masuk juga, tapi aku sayup-sayup mendengar istriku bicara dengan seseorang. Dan beberapa saat kemudian, istriku masuk kamar tapi cuma sebentar dan kemudian keluar lagi dengan menutup pintu secara perlahan tidak seperti biasanya, mungkin dikiranya aku sudah tertidur pulas pada saat istriku masuk kamar. Aku semakin ingin tahu, apa yang akan dilakukan istriku selanjutnya dan bebarapa menit kemudian, aku mendengar pintu kamar sebelah, yaitu kamar Wisne keponakanku ditutup, tapi suara TV masih menyala. Aku pikir keponakanku pergi tidur dan istriku masih nonton TV sendiri. Sekitar lima belas menit, aku ingin melihat apa yang dilakukan istriku dengan cara naik di atas kursi melihat melalui jendela ventilasi, tapi di sekeliling ruangan keluarga tidak terlihat seorang pun, hanya TV yang menyala, lalu aku bertanya dalam hati kemana perginya istriku, mungkinkah ke kamar mandi, tapi sayup-sayup kudengar ada suara-suara yang sedikit mencurigakan.

Dalam hati aku berpikir, mungkinkah istriku masturbasi di kamar mandi. Karena semakin penasaran, maka secara perlahan, aku keluar kamar dan bergerak ala detektif mencari asal suara yang mencurigakan itu. Hampir aku tidak percaya, datangnya suara dari kamar keponakanku. Karena diluar dugaanku, aku harus bertindak cepat untuk mengetahui apa yang dilakukan istriku di kamar keponakanku sendiri, hatiku berdebar-debar dan aku sadar tidak boleh ceroboh dalam bertindak, maka secara perlahan kuambil kursi untuk melihat sedang apa mereka di kamar keponakanku. Astaga apa yang kulihat, istriku sedang berciuman mesra dengan Wisne, hampir aku langsung mendobrak pintu kamar keponakanku, tapi aku gemetar bercampur rasa penasaran dan ada perasaan unik tersendiri begitu melihat istriku bergumul dan bermesraan dengan orang lain, sehingga kuputuskan untuk mengintip perselingkuhan yang dilakukan istriku. Sebenarnya ada rasa ingin marah dan cemburu, tapi di sisi lain, ada perasaan lain yang membuat aku berdebar-debar ingin menyaksikan.

Kulihat mereka masih ciuman sambil bersandar di dinding, tangan kanan istriku telah merogoh batang kejantanan Wisne yang masih pakai celana pendek dan tangan tangan Wisne meremas-remas buah dada istriku yang masih pakai daster. Jantungku semakin berdebar dan tidak terasa aku ikut terangsang karena selama ini aku pun menahan nafsuku. Terlihat keduanya sangat bernafsu, terutama istriku. Sambil tangan kanan tetap meremas dan mengocok batang kemaluan Wisne, tangan kirinya melepaskan kancing dasternya dan dalam beberapa saat, dasternya merosot ke lantai, sedang tangan Wisne terlihat berusaha membuka kaitan BH istriku, lalu mulut Wisne beralih ke puting susu istriku. Terlihat istriku menggeliat keenakan. Dan tangan istriku tidak ketinggalan, membuka kancing celana Wisne dan langsung melorotkan CD Wisne. Terlihat batang kemaluan Wisne telah tegak dengan gagahnya, besar dan panjangnya hampir sama dengan punyaku, hanya punya Wisne agak sedikit bengkok ke atas dan agak lebih kuning dari punyaku, mungkin karena dia masih perjaka dan belum pernah diasah.

Dan setelah kedua-duanya telanjang bulat, mereka bergeser ke arah ranjang dan sambil masih berciuman, istriku direbahkan dengan kaki masih di lantai.

Terdengar suara permohonan istriku pada Wisne, "Wisne cepat masukkan barangmu.. cepaat..!"

Mereka terlihat terburu-buru. Karena terlalu lebatnya bulu kemaluan istriku, batang kejantanan Wisne tidak bisa langsung masuk, dan tangan Wisne terlihat menyibakkan bulu-bulu kemaluan istriku. Batang kejantanannya digesek-gesekkan ingin masuk, tetapi terlihat agak susah. Perlu diketahui, istriku saat melahirkan Dani dengan cara operasi caesar, jadi hingga saat ini, lubang senggama istriku masih normal dan sempit.

Karena agak mengalami hambatan memasukkan batang kejantanannya, lalu istriku sedikit membuka selangkangannya dan, "Bless.." masuklah kepala batang kejantanan Wisne.

Wajah Wisne terlihat nyengir kegelian yang nikmat dan dengan daya tekan ke depan batang keperkasaan Wisne amblass ke liang senggama istriku.

"Ohh.. ohh.." keluh kenikmatan istriku.

Dengan posisi badan istriku rebah di ranjang dan kaki sedikit diangkat dan kedua tangan istriku dirangkulkan di leher Wisne, sedang Wisne sendiri dengan posisi berdiri dan tangannya bertopang pada ranjang, terlihat mereka menikmati kocokkan-kocokkan yang dibuatnya. Hanya beberapa saat, kocokkan batang kemaluan Wisne semakin cepat dan terlihat mata Wisne meram melek dan istriku memprotesnya.

"Jangan dulu Wis.. jangan dulu.. Aku belum apa-apa Wis.." pinta istriku.

Dan terdengar suara rintihan nikmat Wisne, "Ehh.. eeh.. creet.. cruutt.."

Mungkin karena belum berpengalaman, dia tidak bisa mengendaliakan senjatanya dan dalam hati, aku bersyukur bahwa istriku tidak mendapatkan kenikmatan dari Wisne dengan harapan nantinya minta dilanjutkan denganku, suaminya.

Kulihat istriku memukul-mukul pundak Wisne.

"Kamu ini gimana sih..? Baru beberapa menit sudah keluar.. Aku belum apa-apa.." kata istriku.

Wisne sambil ngos-ngosan menjawab, "Maaf Tante, Wisne belum pengalaman.. "

Wisne merebahkan diri telentang di ranjang, batang kejantanannya semakin mengendor, lunglai basah kuyup akibat campuran cairan spermanya dan lendir dari liang senggama istriku. Terlihat istriku mengambil kain untuk membersihkan kemaluannya dari semprotan dan tetesan sperma Wisne dan dilanjutkan membersihkan batang kemaluan Wisne. Kupikir berakhirlah adegan ranjang mereka.

Ternyata dengan kelihaian istriku serta nafsu yang masih belum terlampiaskan, batang kejantanan Wisne diusap-usap, dielus dan dikocok-kocok lembut oleh tangan lentik istriku. Akhirnya terlihat mulai mengembang lagi batang keperkasaan Wisne. Biasanya aku kalau habis main dengan istriku, batang kejantananku tidak bisa bangun lagi, mungkin karena tempo permainan yang amat lama dan biasanya istriku langsung terkulai lemas sama seperti aku yang selanjutnya tertidur lelap.

Kini batang keperkasaan Wisne tegak menantang kembali dan istriku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan posisi Wisne tetap telentang, istriku mengatur posisi jongkok, persis di atas batang keperjakaan Wisne. Otomatis, dalam hal ini, istriku yang berperan. Tangan kanannya memegang batang keperkasaan Wisne dan menuntun masuk ke lubang kemaluannya. Selanjutnya, istriku bergerak naik turun. Terlihat pantatnya yang kuning mulus berayun seirama dengan gerakannya.

Dalam beberapa menit, terdengar rengekkan nikmat istriku, "Ooohh.. oohh.. oohh.. oohh.."

Istriku melenguh nikmat dan kocokannya semakin kencang dan, "Ooohh.. oohh.. oohh.." semakin panjang lengkuhannya.

"Ooohh.. Wisne.., Aku mau keluar Wis.. Ooohh.."

Batang keperkasaan Wisne menancap semua, amblas dan yang terlihat hanya butir-butir kemaluan Wisne. Istriku terkulai lemas di atas dada Wisne. Hal itu dibiarkan saja oleh Wisne, malah kedua tangan Wisne meremas-remas pantat istriku.

Beberapa menit kemudian, Wisne berusaha membalikkan posisi. Istriku ditelentangkan dan Wisne bergantian jongkok tepat di atas liang senggama istriku. Lubang kemaluan istriku terlihat mengkilap karena lendir yang dikeluarkannya. Dengan perlahan, Wisne mulai memompa naik turun dan pinggul istriku ikut menggoyang ke arah kiri dan kanan.

"Ooohh.. oohh.." terpaksa batang kemaluanku kukocok sendiri karena tidak tahan melihat adegan panas istriku.

Kocokan Wisne kali ini lama sekali, tidak berhenti-berhenti dan terdengar istriku minta dipercepat gerakan mengocoknya batang keperkasaan Wisne.

"Teruuss.. teruuss.. cepat kocok terus Wis.., cepat lagi Wis..!" sampai terdengar suara kocokan batang kejantanan Wisne di liang senggama istriku, "Pleekk.. pleekk.. pleekk.."

Wisne mulai melenguh lagi, "Ohh.. eehh.. oohh.. eehh.."

Istriku tidak ketinggalan, juga ikut mendesah, "eehh.. eehh.. eehh.. eehh.. teruuss..! terruuss..! Aku mau keluar lagi Wiiss..! Ooohh.."

Wisne menekan batang kemaluannya kuat-kuat di lubang kemaluan istriku karena kedua tangan istriku merangkul pantat Wisne untuk ditekankan ke arahnya. Aku pikir, Wisne juga sudah keluar maka batang kemaluanku kukocok terus hingga spermaku muncrat juga.

"Ooohh.. creett.. crett.."

Beberapa menit kemudian, terdengar istriku bicara pada Wisne, "Cabut dulu kontolmu Wis..!"

Wisne mencabut batang kemaluannya dari jepitan liang senggama istriku. Istriku berbalik tengkurap, mau apa lagi mereka. Ternyata kejantanan Wisne masih terangsang berat.

"Masukkan lagi kontolmu Wis.. cepaatt..!" pinta istriku lagi.

Agak sedikit berjongkok, dimasukkan lagi ke liang senggama istriku.

"Ooohh.." terdengar istriku menikmatinya, "Wis.. terasa mengenai dinding rahimku, Wis..!"

Wisne mulai bergerak maju mundur mengaduk-aduk kemaluan istriku lagi

"Ooohh.. nikmatnya memek Tante.., oohh enak sekali kalau begini Tante.. semakin enak Tante.."

Istriku menikmatinya, "Teruuss.. kocok teruuss Wis..! Aku merasakan kontolmu semakin enak saja Wis..! Teruuss.. Wis.. teruss..!"

Semakin Wisne mendapat angin segar, maka dikuatkan kocokkannya dan, "Plookk.. plookk.. plookk.. cleepp.. cleepp.. plookk.. oohh.. oohh.. nikmat Tante. Memek Tante semakin hangeett Tante, oohh.., plokk.. plookk.. cleepp.. plookk.. cleepp.. oohh, Wisne mau keluar Tante.. oohh.. oohh.. Creett.. creett.. cruutt..

PUTUS AKIBAT ORANG TUA

Nama saya Asep (Bukan nama sebenarnya), saya asli anak kampung lahir dilereng pegunungan Bandung Barat (Jawa Barat). Kisah nyata ini berawal sejak saya masuk PSD1 (Pendidikan Setara Diploma) di Bandung, nama gadis itu Lilis (Bukan nama sebenarnya), kelahiran PB (RIAU) yang dikirim orangtuanya ke Bandung untuk menuntut ilmu.

Singkat cerita setelah kenal selama kurang-lebih 3 bulan, saya dengan Lilis pulang dari kuliah bareng seperti biasanya. Sebelum pulang Lilis meminta saya untuk mencium keningnya (Jelas saya lakukan, saya cinta). Tiba-tiba setelah saya melangkahkan kaki beberapa langkah, tiba-tiba Lilis memanggil, "Sep.. kesini sebentar", langkahku terhenti dan membalikan badan untuk menghampirinya. Serta dia berbisik, "Kedalam dulu yuk.., di dalam nggak ada siapa-siapa", saya berhenti sejenak lalu masuk. Di rumahnya hanya bertiga (Kakaknya, Lilis, dan Adiknya).

Kemudian saya dipersilakan duduk kemudian Lilis berkata, "Sebentar yach saya ganti baju dulu." 3 menit kemudian Lilis datang dengan membawa air minum dan duduk di samping saya. Kemudian dengan sedikit keberanian saya mencium bibir Lilis, dia hanya tertunduk malu sambil berkata "Ich.. Asep jangan gitu ach.." dan pipinya memerah menambah kecantikannya. Saya bilang, "Lilis.. kamu cantik dech kalau pipi kamu merah.." lalu Lilis menyubit pas di kemaluan, saya sedikit teriak "Aduh.. sakit donk." Kemudian Lilis langsung memegang kemaluan saya dan berkata, "Coba saya lihat.." sambil membuka retsleting celana saya. "Jangan ach malu.." kata saya. Tanpa memikirkan hal apapun saya merelakan kemaluanku dilihat sama Lilis, Lilis bilang "Bagus yach.. gede dan rada bengkok." Saya bilang "Lilis.. kamu mau?" tanpa menjawab ia hanya merebahkan badannya di kursi panjang tempat saya duduk, tanpa berpikir panjang saya lalu menindih dia, saya ciumi dia, saya buka kancing bajunya dan saya buka juga BH-nya. Susunya masih kecil seukuran dengan kepalan tangan. Saya julurkan lidah saya diputar ke kiri dan kanan, ke atas dan ke bawah untuk memainkan puting yang masih kecil. Payudaranya semakin lama semakin mengeras dan kepala saya semakin ditekan ke payudaranya, sambil memanggil-manggil nama saya "Terus.. Sep, terus Sep.., nikmat.. sekali Sep" dan terdengar desahan kecil "aacchh.." barengan itu pula saya ingin ke belakang, rasanya kepingin pipis, sambil mengangkat kepala dari payudaranya. Saya bertanya berbisik "Ech.. kamar kecilnya dimana", dia menjawab sambil mengangkat tangannya menunjukan arah, "Masuk ke situ.. lurus lalu belok kanan", tanpa berpikir panjang saya langsung lari ke kamar kecil dan keluarlah "cairan perjaka" yang pertama.

Tanpa sepengetahuan saya Lilis ternyata mengikuti dari belakang, lalu masuk ke kamar kecil itu dan bertanya sambil melihat kemaluanku, "Sep.. kamu kok tiba-tiba lari, kenapa?" Aku hanya terdiam dan aku tak tahu apa yang terjadi, badanku terasa lemas seperti yang sudah menempuh perjalanan jauh. Kemudian Lilis membuka baju dan BH-nya yang sudah terlepas tadi. "Mandi ach.." Lilis bilang, tanpa rasa malu dia membuka seluruh pakaiannya di depan saya dan di gantungkannya di paku dinding kamar mandi. Kemudian saya berpikir "Apa yang sedang saya lakukan?", Lilis dengan tiba-tiba sangat bernafsu menciumi bibir dan leher saya, serta tangannya yang terampil mengocok kemaluan saya yang dari tadi nongol dari retsleting yang belum saya tutup sampai terasa ngilu. Tangan Lilis yang sebelah kiri memegang pundak saya dan tangan yang sebelahnya lagi tangan kanan menuntun kemaluan saya yang tadi dikocok-kocok untuk dimasukan ke dalam vaginanya. Lilis berbisik, "Sep.. kok nggak masuk-masuk..", saya bilang "Nggak tahu atuh, saya nggak bisa memasukannya, kayaknya terlalu sempit nich.." Lalu Lilis berbisik, "Kita pindah saja yuk kekamar, biar nggak susah", sebelum kaki melangkah kami dikejutkan oleh bunyi bel pintu depan "Ding-Dong" (Waduh kagetnya minta ampun, jantung rasanya nggak karuan). Kami berdua saling bertatapan sejenak, kemudian dengan spontan Lilis meraih baju, BH serta CD-nya yang digantung di paku, saya langsung lari ke depan untuk membuka pintu, ternyata yang dateng orangtuanya dari Riau (kakaknya ternyata jemput orangtuanya dari Airport). Pas buka pintu langsung kakaknya bertanya, "Dimana si Lilis, kok nge-bel dari tadi nggak di buka-buka pintunya, lagi pada ngapain sich kalian?" Saya menjawab "Dari tadi Lilis ada dibelakang, saya disini.. lalu Lilis teriak meminta agar saya membukakan pintunya, maafkan saya kak.., karena saya selaku tamu di sini tidak ada hak untuk membuka pintu tanpa seizin tuan rumah. Dan saya kira tadi bukan kakak, jadi tidak saya buka." Kemudian sambil masuk ke dalam kakaknya bergumam, "Ach.. dasar kamu pintar cari alasan."

Setelah itu orangtuanya Lilis berbincang-bincang dengan saya (Interogasi), tanya asal-usul, orangtua, pekerjaan orangtua, rumah, pokoknya segalanya. Dan saya jelaskan semuanya, saya di Bandung ini sejak masuk SMP (yach.. inilah nasib anak kampung). Kemudian terdengar suara ibunya memarahi Lilis, "Ngapain kamu pacaran sama anak kampung gitu.., mau diberi makan apa kamu sama dia, pokoknya Mama nggak setuju kamu berhubungan sama dia." Beberapa menit kemudian Lilis datang dengan mata berkaca-kaca, merah tanda mau menangis dan ia meminta saya untuk meninggalkan rumah itu. Tidak banyak berkata saya langsung pulang tanpa pamit dan saya mengerti, serta mendengar apa yang ibunya bilang. Waktu itu menjelang pukul 18:00, aku pulang ke rumah dengan 1001 pikiran dan pertanyaan, mengapa hal ini terjadi pada saya? Di tempat tidur kira-kira pukul 19:25 saya melamun memikirkan apa yang sudah saya alami siang tadi. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu sambil mengucapkan "salam", dalam pikiranku "perasaan saya hafal suara itu" pas saya buka ternyata Lilis datang dengan wajah dan rambut lusuh dibasahi dengan keringat dan air mata, kemudian tanpa banyak bicara saya peluk, saya cium keningnya dan saya minta untuk menceritakan kenapa bisa begini. Sambil tersedu-sedu Lilis menjelaskan semuanya, bahwa setelah saya pulang Lilis bertengkar hebat dengan orangtuanya, lantas ia minta izin untuk tidur di rumah temannya yang bernama Ina (bukan nama sebenarnya, yang sudah ia hubungi). Jika ortunya telepon bilangin Lilis ada disini, tapi sudah tidur, padahal sebenarnya Lilis ke rumah saya "Dengan dalih nginap dirumah Ina."

Kemudian saya siapkan air hangat, saya bikin nasi goreng dan saya siapkan juga baju piyama (maklum saat itu ortu masih di kampung dan rumah itu hanya cukup buat sendiri, jadi apa-apa melakukan sendiri). Kemudian kami makan nasi goreng yang saya buat, lalu Lilis mengeluarkan air mata lagi. Saya bilang, "Sudah dong ach.., jangan nangis lagi.." lalu Lilis berkata, "Sep.., saya minta maaf atas omongan dan perlakuan orang tua saya terhadap kamu tadi siang." Saya bilang, "Walaupun saya marah sama orang tua kamu, tapi kalau melihat kamu senyum saya nggak bisa marah lho.." sambil sedikit merayu.

Sampailah pada pukul 21:00, kita berdua pergi ke kamar rasanya lelah sekali, saat itu Dunia Dalam Berita, Lilis meminta saya untuk memeluknya dan berkata "Sep.. apa yang bisa membuat kamu percaya bahwa saya betul-betul sayang sepenuhnya sama kamu", lalu saya berkata berikanlah "kesicuan" kamu, setelah kau berikan baru saya akan percaya. (Perlu pembaca ketahuai, bahwa saya belum pernah mencium "bau" wanita sebelumnya, mungkin karena saya tertutup atau karena saya masuk STM (Sekolah Teknik Menengah)dan teman-teman saya tidak ada perempuannya, hanya omong yang besar yang ada kalau membicarakan masalah wanita). Tapi setelah permintaan itu Lilis hanya berdiam saja, tanpa banyak komentar saya pegang payudaranya, kemudian saya buka kancing baju piyamanya serta celana dan CD-nya. Lilis seolah-olah pasrah dengan apa yang saya lakukan, kemudian saya mengulangi yang siang tadi saya lakukan. Saya hisap puting payudaranya, kemudian saya mainkan dengan lidah, lalu menyusuri leher, perut, tali pusar terus sampai bawah ke "hutan homogen" yang belum begitu banyak tumbuh bulu. Dia tertawa manja sambil memanggil, "Sep.. jangan geli Sep.., ich.. Asep.. kamu apa-apaan geli ach.." Saya berhenti sejenak dan saya tatap matanya yang penuh gairah, lalu saya berkata "Tapi kamu suka khan.." ia cuma mengangguk sambil tersenyum. Lantas saya lebih gila, saya jilati daging yang ada di dalam bibir "Goa" yang sempit itu, Lilis semakin ganas dan liar, dengan keras ia mendorong-dorong kepala saya ke lubang "Goa" sambil menikmati jilatan lidahku. Lalu Lilis meminta saya untuk memasukan penis saya ke dalam "Goanya", kemudian saya membuka celana dan CD saya, saya berikan penis saya yang lumayan gede dan agak bengkok ketangan Lilis lalu di masukannya penis saya ke vaginanya.

Mulanya susah masuk, tapi atas kegigihan dan bantuan tangan Lilis akhirnya bisa masuk "Blessh" terdengar sedikit rintihan Lilis "Sakit Sep.., sakit." Saya berpikir "Baru saja 1/2 yang masuk sudah begini.., bagaimana kalau semuanya masuk", kemudian saya perlahan-lahan menaik-turunkan pinggang saya berkali-kali, sambil memasukan penis saya lebih dalam lagi, tidak terdengar rintihan hanya bisikan-bisikan mesra yang meminta agar saya memperdalam "galiannya", saking begitu nikmatnya Lilis memejamkan kedua matanya dan meminta lebih dalam lagi "Sep.., terus Sep.., lebih dalam lagi.., terus.." beberapa saat kemudian terasa badan saya mengejang dan saya memeluk tubuh Lilis, tiba-tiba mata Lilis terbuka dan bertanya, "Ada apa Sep.., kok kamu berhenti.. ech.. apa ini, kok terasa seperti ada yang menembak ulu hati saya", lalu dia berkata lagi "Sep.., tapi nikmat terusin dong.., ayo dong.." Kemudian saya coba untuk mengangkat penis saya tapi terasa ngilu sekali sampai saya "nyengir". Lilis bertanya, "Sep.. kenapa, sakit?" Saya jawab, "Tidak.." Dan saya mulai menaik-turunkan pinggang untuk melanjutkan permainan walaupun ada rasa ngilu. Beberapa menit Lilis meminta mempercepat tempo gerakan "Cepatin dikit.." sambil memegang pantat saya dan akhirnya ia mengejang kurang lebih 6 detik sambil memeluk erat badan saya dan melepaskan napas yang sepertinya tertahan dari tadi, perasaan lemas dan ada sesuatu yang sepertinya membuat saya menyesal, tapi apa yach (saya berpikir) apakah karena saya telah melakukan ini atau ada perasaan takut? Akhirnya kami tertidur lelap, pagi harinya setelah kami mandi kemudian sarapan dan bersiap-siap berangkat ke kampus, Lilis memberitahukan bahwa dirinya telah dijodohkan oleh ortunya di Riau dengan anak pengusaha. Katanya "Sep.., saya betul-betul minta maaf, bukan maksud Lilis menyakiti kamu, karena setelah kuliah kita nanti selesai, mungkin kita tidak akan bertemu lagi sebab, saya harus kembali ke Riau dan menikah dengan lelaki pilihan ortu Lilis."

Waktu itu juga saya seperti tidak ada tenaga, lemas, menyesal campur marah. Saya menangis dan berkata, "Mengapa.., Lilis.., mengapa kau lakukan ini semua, kalau seandainya saya tahu kamu sudah dijodohkan dengan pilihan ortu kamu, saya tidak akan menyentuh bahkan tidur dan melakukan di luar batas-batas kewajaran dengan kamu? lantas apa yang harus saya lakukan." Dia menjawab dengan berlinang airmata "Sep.., saya sayang sama kamu.., saya rela "Kegadisan" saya diberikan kepadamu dan saya bangga bisa memberikan sesuatu yang berharga pada diri saya dan berarti untuk orang yang saya sayangi dan saya cintai, saya mohon setelah kejadian ini kamu harus bisa melupakan saya, waktu semalam sayakan bertanya, apa yang membuat kamu percaya bahwa saya sayang sama kamu, kamu kan yang mengiginkan semua ini?" Saya bantah, "Tapi kenapa kamu tidak bilang bahwa kamu sudah dijodohkan dengan orang kaya pilihan ortu kamu?" Ia jawab lagi, "Pokoknya kamu tenang saja Sep.., dan saya juga sekarang akan berusaha untuk melupakan kamu kok..? izinkanlah saya untuk pergi. Saya mau pulang sekarang", Saya tidak menjawab, ia mencium bibir saya dan berkata "Saya sayang kamu kok" saya bentak Lilis "Jika kamu sayang kepada saya.., tinggalah bersama saya." Lilis tersenyum manja dan berkata, "Jika saya menikah dengan kamu.., kamu mau memberi makan apa.." Rupanya Lilis memancing supaya saya benci dan kesal terhadap dia, tapi aku nggak bisa marah, hanya menangis, lalu ia duduk dan berkata lagi "Maafkan saya Sep.., bukan itu masalahnya.., bukan kamu nggak bisa memberi makan saya dan saya yakin serta percaya kamu bisa membahagiakan saya, tapi yang jadi tujuan utama hidup saya, saya ingin membahagikan orang tua saya, biarlah saya berkorban, walaupun kita melanjutkan hubungan kita ini dan tanpa restu orang tua.., pasti kita tidak akan bahagia (kualat). Sejak itu saya sadar, hatinya memang suci, ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan menikah dengan "lelaki kaya" serta ia rela berkorban walau harus kehilangan "mahkotanya" demi seseorang yang sayanginya.

TEMAN KOSTKU

Saya ingin membagikan pengalaman saya dengan seorang temankost saya.Namanya Yeni.Rumah kost kami berdekatan, ada 3 rumah dalam satu kompleks, tapi kami berbeda tempat. Aku dirumah pertama dan dia di rumah ke tiga. Dia seorang mahasiswi yang juga kebetulan satu tempat kerja dengan ku(sbg sales).Jadi memang kami berdua sudah sering bersama sama saat menawarkan barang jualan kami.

Suatu waktu aku mendapat undangan dari seorang teman untuk ngumpul dirumahnya (karena kata temanku dia ada sedikit berkat).Akupun mengajak Yeni untuk ikut pada malam itu, dan dianya mau.Tapi karena tempatnya agak diluar kota, dan mengingat nantinya kesulitan transportasi untuk kembali, maka aku meminjam mobil temanku, dan jadilah malam itu kami berdua keluar, walaupun saat itu cuaca tidak kelihatan ada bintangnya, yang tentu saja nantinya akan ada hujan. Dan ternyata di rumah temanku itu sudah berkumpul temannya yang lain untuk makan makan bersama.Dan karena keasyikan mengobrol satu sama lain, aku dan Yeni baru permisi mau pulang sudah sekitar jam 11 malam, dengan cuaca yang sudah hujan sebelumnya.

Di dalam mobil, walau diluar hujan gerimis, aku masih saja menyetel AC mobil sehingga aku dan Yeni agak kedinginan juga. Dan di dalam mobil kami bercerita tentang pertemuan tadi sampai ke humor, yang sesekali mengundang tawa kami berdua. Ketika sudah mulai memasuki kota, kutanya dia: "Yen..kita mau langsung pulang apa jalan jalan dulu.." Dia cuma nyahut "..Ahh.." sambil posisi duduknya di putar menghadapku. "Kok cuma begitu jawabannya Yen.." Kataku sambil melingkarkan tangan kiriku yang bebas ke lehernya."Terserah kamu deh kita mau ke mana aku ikut saja.."katanya sambil menyandarkan kepalanya padaku, dan mendaratkan ciumannya padaku.Wah mendapat perlakuan begitu, darahku langsung mulai mendidih rasanya, sehingga kuhentikan sejenak mobil ditepi jalan, dan akupun membalas ciumannya."Yen kita habiskan dulu malam ini di luar, supaya saya dengan kamu, juga si kecilmu (sambil tanganku melekat di daerah vaginanya) dan sikecilku juga pacaran (sambil aku meraih tangannya melekat di daerah penisku yang mulaitegang).." "Ah..nakalnya.." katanya dengan sedikit tertawa. "Mau ngga? " Tanyaku.

Dia cuma mengisyaratkan dengan kerlingan matanya. Maka mobilpun kujalankan kembali dan kami menuju ke suatu hotel yang agak diluar kota. Begitu sampai didepan pintu kamar hotel itu, aku membuka pintunya dan Yeni langsung merebahkan tubuhnya diranjang, sambil menikmati fasilitas yang ada di hotel itu. Aku juga setelah mengunci pintu kembali langsung merebahkan tubuh di sebelahnya. Selanjutnya aku memiringkan badan memandangnya yang kelihatan cukup cantik dan menggairahkan juga. Menyadari bahwa aku memperhatikannya dia berkata: "Malam ini dingin sekali ya.. bagaimana kalau kita bikin yang hangat hangat.. " Kujawab ".. yang hangat yang mana, apa kopi, atau susu atau .. "

Belum sempat kulanjutkan dia sudah melabuhkan ciumannya di bibirku. Mendapat serangan seperti itu jelas saja aku langsung menyambutnya. Kamipun berciuman diatas ranjang itu. Dan saling memasukkan lidah ke mulut masing masing. Selanjutnya dia kini sudah berada di atasku sambil kami masih terus berciuman. Cukup lama juga kami berciuman dan bergulingan di atas ranjang yang empuk itu, sampai suatu saat kami saling melepaskan pelukan kami. "Aku ingin sekali menikmati malam ini bersamamu " katanya. "Yah.. mari kita nikmati saja apa yang terjadi disini sekarang.." balasku "Nah, lakukanlah sekarang.." "Apa yang harus kulakukan?" Pancingku "Beri aku kehangatan malam ini. Aku butuh sekali kehangatanmu.., Dingin nih.." katanya. "Yah, bila itu yang kau inginkan aku akan memberimu kehangatan.." jawabku.

Kini dia mulai "nakal" dengan menciumiku tidak saja di bibirku, tapi mulai kebawah ke leherku, kedadaku. Selanjutnya dia berhenti sejenak dan mulai membuka seluruh pakaiannya dan membuang begitu saja ke lantai sementara akupun membuka seluruh pakaianku dan menyerahkan padanya untuk diletakkan dilantai. Kini kami berdua sudah dalam keadaan telanjang bulat.

Selanjutnya posisi kami berubah, kini dia sudah ada dibawahku dan akupun mulai menjelajahi tubuhnya yang putih mulus itu. Aku mulai dengan menjilati payudaranya yang menggemaskan itu yang agak membusung dan lembut sambil sedikit menekan nekan. "Ooouuhh.."desahnya. "Kenapa?" tanyaku "Geli ah.." "Tapi kan enak.." "Ah, kamu bisa saja.."Kembali ku hisap-hisap puting susunya sambil menggigit-gigit kecil membuat dia menggeliat geliat.Tapi itu tak kuhiraukan karena lidah dan bibirku mulai kualihkan kedaerah lain ke perutnya dan mulai mengarah kedaerah vaginanya.Sejenak kulihat dua bukit kecil yang disekitarnya ditumbuhi rerumputan tipis.

"Lex..apa yang kau lihat.." ujarnya sambil sedikit senyum. "Ini nih.."Jawabku. "Jangan kamu lama-lama melihatnya.." "Memangnya kenapa.."? "Nanti kamu tambah nafsu lagi.."Akupun melanjutkan kegiatanku lagi. Tanganku mengusap rerumputan itu, lalu kugoda vaginanya dengan lidahku yang menari-nari disekitar vaginanya, sehingga dia menggeliat geliat seperti cacing kepanasan. Rupanya tidak tahan dengan perlakuanku itu, tangannyapun mulai 'Nakal' dengan mengelus-elus dan menggosok gosokkan penisku. Sementara akupun tetap saja mempermainkan vaginanya dengan memasukkan lidahku kedalam dan semakin kedalam dan mempermainkannya dengan lidahku. Terasa olehku vaginanya sudah mulai basah oleh suatu cairan.

Setelah lama mempermainkan vaginanya, akupun berhenti sejenak. "Lex..kamu pintar sekali mempermainkannya.."katanya. Seperti tak tahu maksudnya kutanya: "Mempermainkan apa sih..?" Dia menjawab "Ah.." Kutanya: "Memangnya kenapa..?" "Ngga apa apa, enak kok..Bagaimna kalau kita menikmati lagi malam ini..?"Diapun segera mengambil posisi di atasku dan menciumiku. Puas dengan bibirku diapun mulai menggerayangi perutku dan akhirnya sampai di daerah penisku. Penisku kemudian diusapnya sedikit lalu mulailah dia menjilati dan mengulum penisku yang sudah menegang dan membesar itu, hingga membuatku merasakan kenikmatan yang luar biasa juga.

Setelah agak lama, dia kemudian berhenti dan menatapku "Lex.." Katanya dengan setengah berbisik disertai desahannya. "Kenapa, capek ya.." Kataku menggodanya. "Aku ngga tahan lagi nih.." "Ngga tahan apanya.." godaku lagi sambil memeluknya erat. Diapun kembali menjilati dan sedikit mengulum penisku, kemudian berpindah ke bibirku lalu berkata: "Cepatlah.."Aku yang memang juga sudah kepingin sekali, dan mengerti maksudnya, segera mengubah posisi kami. Kini dia terlentang menantang diatas ranjang dengan segala keindahan tubuhnya yang begitu mempesona. Kini pemandangan indah itu ada di hadapanku dan kamipun saling memandang. Dan dengan sedikit senyumnya, dia bilang: "Ayolah.."Maka tangankupun memandu penisku mendekat ke lubang vaginanya untuk bisa masuk ke dalamnya. Yenipun menyambutnya dengan juga membantu memasukkan penisku ke vagianya sambil pantatnya digerak-gerakkan agar penisku dengan mudah bisa masuk ke vaginanya. Dan setelah masuk, kulihat dia memejamkan matanya sambil menggigit-gigit bibirnya sendiri.

Sambil penisku bermain-main dalam vaginanya, akupun mendekapnya erat erat. Setelah lama penisku bermain-main dalam vaginanya, maka suatu saat aku merasakan ketegangan yang luar biasa dari dalamku. Tidak tahunya saat itu juga meluncurlah tumpahan spermaku ke dalam vaginanya, sambil diapun memelukku erat-erat.Rupanya dia juga merasakan kepuasan yang sama saat itu. Setelah penisku kukeluarkan dia menyambutnya dengan menjilati sisa-sisa sperma di penisku. Dia kemudian mengambil handuk yang memang sudah di sediakan dan mengusap keringat di tubuhnya dan tubuhku.

"Bagaimana perasaanmu sayang..?"Tanyaku. "Eh, senang dan enak doong.."Kamipun kembali berpelukan dengan masih tetap bertelanjang bulat di ranjang itu sambil beristirahat di ranjang. Malam itu kami melakukannya sampai empat kali. Dan saat terakhir kami melakukannya kulihat jam tanganku sudah menunjukkan jam lima pagi, tapi kami masih melakukannya sehingga kami baru benar-benar tidur jam 7 pagi dengan tetap bertelanjang bulat dan saling berpelukan.

Kami terbangun sudah jam 2 siang. Dan sebelum kembali ke tempat kost kami, kami masih menyempatkan melakukan sekali lagi di lantai (yang beralas karpet), sebelum kami mandi bersama dan pulang.

PENGALAMAN DENGAN SUAMI ORANG

Aku baru saja selesai mandi saat HP-ku berdering. Dari nada deringnya dapat kuketahui kalau dering itu dari nomor telepon salah seorang klienku. Dengan dalam keadaan masih telanjang bulat aku bergegas keluar dari kamar mandi, yang langsung tembus ke kamarku, kamar mandiku memang terletak di dalam kamar.

Sambil mengeringkan badanku dengan handuk, aku menerima telepon dari rumah Pak Budi, seorang klienku.

"Hallo..! Selamat sore", sapaku setelah menekan tombol.

"Hallo..! Sore Dok..!" balas suara anak kecil di seberang sana. Aku segera bisa mengenali suara di seberang sana, ini adalah suara Andi putra semata wayang Pak Budi.

"Hai..! Andi ya? Ada apa Ndi?" tanyaku.

"Dok! Carla baru saja melahirkan, cepet dong ke rumah", pinta Andi kekanak-kanakan. Andi memang baru berusia 6 tahun, dan Carla yang dimaksud adalah nama anjingnya yang berjenis mini pincher, bentuknya seperti anjing doberman namun kecil sekali oleh karena itu disebut mini pincher.

"Lahir berapa anaknya Ndi?" tanyaku lagi.

"Ndak tau Dok! Papa yang tungguin sekarang, dokter ke sini dong!" cerocos Andi lagi.

"Baiklah aku langsung ke sana sekarang, tunggu aja ya" sahutku.

"Terima kasih Dok! Daah..!" sambung Andi sambil menutup telepon tanpa menunggu jawaban dariku lagi.

Selesai berbicara dengan Andi melalui telepon, aku pun segera mengenakan pakaian. Aku memakai hem longgar kotak-kotak warna merah maroon yang serasi warnanya dengan rok miniku yang juga berwarna merah maroon. Selesai berpakaian aku bergegas menuju ke rumah Pak Budi di kawasan elite Margorejo Indah.

Sesampai di rumah Pak Budi ternyata Andi sudah menungguku di halaman rumahnya bersama seorang baby sitter. Satpam langsung membuka pintu pagar mempersilakanku untuk langsung masuk. Rumah Pak budi memang cukup besar seperti rumah-rumah lainnya di sekitar perumahan Margorejo Indah, halamannya juga luas. Kuparkir mobilku di depan garasi di samping mobil mewah milik Pak Budi, kontras sekali dengan mobilku yang butut keluaran tahun 90-an.

Begitu turun dari mobil, Andi langsung menggandeng tanganku mengajakku masuk. Kami masuk lewat garasi yang langsung tembus ke dapur yang letaknya bersebelahan dengan ruang makan. Di samping ruang makan ada pintu menuju halaman belakang. Di salah satu pojok dekat kamar pembantu, di situlah rupanya tempat yang telah disediakan untuk Carla melakukan proses kelahiran. Pak Budi tampak sedang berjongkok di dekat box tempat Carla melahirkan.

"Sore Pak Budi" sapaku.

"Ee.. Lia..! Sore.., aduh maaf sudah bikin repot", sambut Pak Budi ramah.

"Ini si Andi yang bingung terus sejak tadi" tambah Pak Budi.

"Sudah lahir berapa ekor Pak?" tanyaku pada Pak Budi.

"Sudah dua ekor dan keduanya betina, sepertinya masih ada lagi di dalam" jelas Pak Budi padaku.

"Ayo gantian, sekarang ahlinya sudah datang dan aku akan mandi dulu" Imbuh Pak Budi sambil mempersilakanku menempati posisinya.

Aku mendekat ke box tempat Carla melahirkan bayi-bayinya yang mungil, sementara itu Pak Budi naik ke lantai dua rumahnya, mungkin bersiap-siap untuk mandi. Aku ditemani Andi tetap menunggui Carla yang tampaknya sudah mulai gelisah lagi, pertanda anaknya yang ketiga akan lahir.

Saking asyiknya aku menunggui bayi ketiga Carla lahir, rupanya aku tidak sadar bahwa posisiku sedang berjongkok saat itu hingga otomatis pahaku bagian belakang terbuka lebar karena rok miniku bawahannya memang sangat lebar. Memang rok seperti ini biasanya dipakai oleh para cheerleader hingga dengan sendirinya kalau dilihat dari depan arahku berjongkok, semua isi dalam rok miniku dapat terlihat dengan jelas oleh Andi yang duduk di lantai tepat di hadapanku.

Rupa-rupanya si kecil ini sejak tadi telah tertegun memandang isi rok miniku. Aku memang memakai CD, namun CD-ku sangat mini, terbuat dari renda yang ukurannya hanya selebar jari melingkar di pinggangku, selebihnya juga berupa renda yang ukurannya sama tersambung dari belakang pinggangku, turun ke bawah melalui lipatan pantat melingkari selangkanganku. Hanya bagian depannya saja ada penutup yang ukurannya tak lebih dari seukuran dua jari berbentuk hati menutupi bagian depan liang vaginaku, sehingga CD warna merah yang kukenakan ini tidak mampu menutupi bulu kemaluanku yang menyeruak keluar dari celah-celah lipatannya. Rupanya bulu-bulu kemaluanku inilah yang menarik perhatian Andi.

"Dok! Itu kok ada rambutnya?" tanya Andi keheranan sambil menuding ke arah pangkal pahaku.

Aku cukup terkejut dan langsung mengubah posisiku. Kini aku berlutut di depan box. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan Andi, untung saja bersamaan dengan itu dari arah belakang saat kutengok ternyata Pak Budi datang menghampiri kami. Pak Budi rupanya sudah selesai mandi. Saat ini dia memakai celana pendek longgar dan T Shirt. Namun tiba-tiba Andi berkata pada ayahnya..

"Pa! Bu dokter sininya ada rambutnya" lapor Andi pada Pak Budi sambil menunjuk ke arah selangkangannya sendiri. Mukaku langsung memerah karena jengah, untung saja Pak Andi cukup bijak dan langsung menegur Andi.

"Hush, tidak boleh ngomong begitu". Andi rupanya masih belum mengerti mengapa papanya melarangnya bertanya. Tak lama kemudian Bu Lusi istri Pak Budi muncul dan menyapaku..

"Hey Nat! Sudah lama?" sapa Bu Lusi, Bu Lusi memang biasa menyapaku "Nat", kalau Pak Budi lebih suka menyapaku "Lia", tidak masalah bagiku.

"Ooh..! Selamat sore Bu!" sahutku pada sapaan Bu Lusi.

"Eeh..! Nat! Kamu di sini dulu ya, nanti makan di sini sekalian saja, kita makan malam sama-sama, aku sekarang mau ngantar Andi ke ulang tahun temannya sebentar, kita tidak akan lama kok, paling cuma kasih kado sebentar terus langsung pulang" demikian jelas Bu Lusi padaku, rupanya Bu Lusi akan pergi mengantar Andi yang memang sejak tadi tampak sudah selesai mandi.

Akhirnya Bu Lusi pergi mengajak Andi yang didampingi baby sitternya. Tinggallah aku di rumah besar itu bersama Pak Budi dan beberapa pembantunya, namun saat ini pembantu Pak Andi sedang sibuk di halaman rumah depan, ada yang menyapu halaman, ada yang menyiram taman dan yang satu lagi sedang membersihkan ruang tamu. Ini kuketahui saat aku datang tadi.

Kini tinggallah aku berdua dengan Pak Budi di teras halaman belakang yang cukup luas, untung Pak Budi tidak lama berdiri di dekatku. Pak Budi duduk di sofa teras belakang, yang letaknya di belakangku, jadi aku memunggunginya tapi jaraknya agak jauh, karena posisinya yang menghadap ke arahku maka saat aku sedikit membungkuk sewaktu membantu proses kelahiran Carla, tanpa kusadari bagian belakang rok miniku sedikit terangkat.

Karena rok yang kukenakan mini sekali maka begitu terangkat sedikit bentuk pantatku dapat terlihat dengan jelas oleh Pak Budi yang duduknya memang agak jauh dariku, namun posisi ini justru lebih menguntungkan baginya. Dengan jelas sekali Pak Budi memperhatikan lekuk belahan pantat dan pahaku bagian atas yang mulus itu. Pemandangan ini rupanya cukup membuat Pak Budi horny hingga dia sudah tidak tahan lagi, kemudian berdiri dan berjalan mendekatiku.

"Lia..! Tadi yang dimaksud Andi rambut apa toh?" Tanya Pak Budi pura-pura ingin tahu. Aku sedikit terkejut dengan pertanyaannya.

"Aaah..! Pak Budi ini kok ikutan tanya yang bukan-bukan?" sahutku tersipu malu.

Pak Budi ikut berjongkok di sampingku, tidak lama kemudian kedua tangannya meraih lenganku dan mengangkatku berdiri, kami pun berdiri berhadap-hadapan. Seketika itu juga Pak Budi langsung menciumku. Aku berusaha mengelak, namun Pak Budi lebih agresif memeluk sambil melumat bibirku.

Usia Pak Budi sekitar 35 tahun, wajahnya lumayan ganteng, badannya tegap dan gagah. Lumatannya membuatku horny, terlebih saat tangannya mulai menyusup ke dalam rok miniku, tangannya mengelus bagian depan pahaku hingga membuatku terangsang dan sedikit tak berdaya.

Akhirnya aku pun mulai berani membalas lumatan bibirnya. Kami berpagutan sambil berdiri, sementara tangan Pak Budi menyusup semakin ke atas pahaku, kurasakan jari-jari tangannya mulai menyentuh ujung CD-ku. Aku merasakan sebuah rangsangan yang cukup dahsyat, terlebih saat jari-jari tangan Pak Budi mulai menjelajah di selangkanganku. Vaginaku diremas-remas dari luar CD-ku, bibirnya tetap tidak berhenti melumat bibirku, lidahnya dijulurkan ke dalam mulutku, aku pun membalas dengan menghisapnya, demikian pula sebaliknya, kujulurkan lidahku ke dalam mulut Pak Budi dan Pak Budi langsung melumat dan menghisap lidahku.

Merasa tempat kami saat ini kurang aman dan bisa tiba-tiba kepergok oleh pembantunya, maka Pak Budi membisiki telingaku sambil mengajakku masuk ke dalam. Pak Budi rupanya juga tahu kalau posisiku saat ini sudah tidak mungkin lagi menolak, karena aku sudah benar-benar terangsang olehnya hingga ujung CD-ku juga sudah lembab oleh elusan jari-jarinya. Maka aku pun mengikuti Pak Budi dari belakang saat ia masuk menuju ruang keluarga dan kami menyelinap ke sebuah kamar tidur yang biasa mereka pakai kalau ada tamu atau kerabat yang datang menginap.

Setelah menutup dan mengunci pintu dari dalam, Pak Budi langsung menciumku kembali sambil merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Kakiku masih terjuntai ke bawah sehingga posisiku yang telentang begini membuat bagian depan rok miniku terangkat sampai pangkal paha.

Tangan Pak Budi langsung mengelus selangkanganku yang tersembul keluar, jari tangannya segera disusupkan ke dalam CD-ku melalui ujung lipatannya. Ujung jari Pak Budi langsung dapat menyentuh bibir vaginaku dengan mudahnya. Dielus dan digesek-gesekkannya bibir vaginaku dengan jarinya, sementara jari telunjuknya mengorek-ngorek klitorisku.

Tangan kirinya mulai membuka kancing hem-ku satu persatu hingga buah dadaku langsung terpampang dengan jelas karena aku tidak memakai BH. Seperti kisahku terdahulu, aku memang sejak kecil tidak suka dan tidak terbiasa mengenakan BH hingga hingga kini usiaku sudah 28 tahun, aku tetap tidak pernah memakai BH, jadi tak heranlah kalau aku juga tidak tahu berapa besar ukuran payudaraku.

Yang jelas payudaraku tidak terlalu besar bentuknya, namun sangat indah dan berwarna sedikit merah muda agak kecoklatan di puting dan sekitarnya. Kini payudaraku pun sudah mulai mengeras, dan giliran mulut Pak Budi turun mengulum kedua payudaraku secara bergantian. Dihisapnya puting susuku sambil memainkan ujung lidahnya di ujung puting susuku.

Tangan kanan Pak Budi mencari dan melepas pengait rok miniku dan kubiarkan saja bahkan kuangkat sedikit pinggangku agar dia lebih mudah melepas pengait rok-ku, kemudian ditarik dan dilemparkannya begitu saja ke lantai. Langsung saja sisa penutup alat vitalku ditariknya ke bawah, kakiku pun membantu melepas CD yang kukenakan.

Serta merta Pak budi langsung saja membenamkan wajahnya di selangkanganku sambil tangannya membuka kedua pahaku lebar-lebar. Posisinya sekarang berjongkok di tepian tempat tidur dan wajahnya berada tepat di pangkal pahaku, bibirnya mengulum bibir kemaluanku dengan lembut, lidahnya dijulurkannya di antara lipatan bibir vaginaku.

"Ayo masukin dong Pak!" pintaku pada Pak Budi.

Mungkin karena Pak Budi juga tak ingin ketahuan istrinya yang mungkin saja tiba-tiba pulang, maka ia pun begegas melepas celananya. Batang kemaluannya yang tidak terlalu besar, ukurannya biasa saja, langsung ditancapkannya ke dalam liang vaginaku.

Kami bermain tidak terlalu lama karena takut istrinya tiba-tiba muncul, namun kami merasakan orgasme secara bersama-sama saat itu. Sungguh sangat berkesan sekali kejadian itu. Enak juga ML sambil curi-curi karena takut ketahuan.

7 KEBURUKAN DALAM FILM SPONGEBOB SQUAREPANTS VERSI SmArt's

Dalam film kartun Spongebob Squarepants, setiap tokoh kartunnya memiliki beberapa karakter yang berbeda, dan di tiap karakter itu terdapat beberapa sifat yang dianggap sebagai 7 keburukan besar, ini adalah beberapa karakter dari semua tokoh kartun Spongeob Squarepants tersebut.

1. Sloth/Kemalasan (PATRICK)

welcome to my world

Kemalasan adalah suatu hal yang dianggap dosa, termasuk kemalasan dalam bertindak. Jelas ini adalah sifat Patrick. Dia tinggal di bawah batu sepanjang waktu dan tidak pernah melakukan apa-apa. Bahkan dalam episode "Big Pink Loser", dia mendapatkan penghargaan untuk tidak melakukan apa-apa paling lama.

2. Wrath/Amarah (SQUIDWARD)

welcome to my world

Amarah melibatkan perasaan kebencian dan kemarahan. Squidward membenci hidupnya dan juga membenci Sponge Bob, dan sebagian besar waktunya dihabiskan untuk marah-marah.

3. Greed/Keserakahan (Mr. KRABS)

welcome to my world

Jelas Mr. Krabs adalah tokoh yang sangat serakah terhadap uang. Bagaimana mungkin tidak? dia benar-benar berfikir bahwa uang adalah segalanya,

4. Envy/Iri hati (PLANKTON)

welcome to my world

Plankton iri kepada Mr. Krabs karena The Krusty Krab sangat sukses, sedangkan The Chum Bucket adalah sebuah kegagalan. Iri membuatnya ingin mencoba untuk mencuri formula rahasia Krabby Patty.

5. Gluttony/Kerakusan (GARY)

welcome to my world

Saya benar-benar berpikir bahwa yang satu ini cukup lucu. Apakah Anda pernah memperhatikan Sponge Bob dimana dia selalu mengatakan, "jangan lupa untuk memberi makan, Gary" atau mengatakan, "Saya harus pergi makan Gary". Gary bahkan lari saat Sponge Bob lupa untuk memberinya makan. kerakusan biasanya mengacu pada berlebihan dalam hal makan.

6. Pride/Kebanggan (SANDY)

welcome to my world

Sandy bangga terhadap siapa dirinya dan darimana dia berasal. Dia bangga pada kenyataan bahwa dia dari Texas dan senang kalau semua orang tahu tentang itu. Dia juga bangga pada kenyataan bahwa dia adalah mamalia dan makhluk darat, seperti dalam episode "Pressure", dimana dia mencoba untuk membuktikan bahwa makhluk darat lebih baik daripada makhluk laut.

7. Lust/Nafsu (SPONGEBOB)

welcome to my world

Kelihatannya aneh dan penasaran pada awalnya. Nafsu dalam suatu definisi adalah, "kasih sayang berlebihan terhadap orang lain". Ini jelas dialamatkan pada Sponge Bob. Dia menunjukkan cintanya kepada orang lain dengan semangat untuk berbuat baik dan membantu orang dan nafsu terhadap perkerjaannya,

Itulah beberapa definisi tentang beberapa sifat-sifat dari beberapa tokoh dari Sponge Bob yang mungkin saja termasuk dalam beberapa dosa besar, tapi di balik semua itu, kartun tersebut tetap lucu dan sebagai hiburan yang menarik untuk semua.
.......

FOTO-FOTO PALSU YANG MENGHEBOHKAN DUNIA



Seiring perkembangan zaman, kita dapat dengan mudah mencari informasi dan sering pula kita mendapat informasi yang salah.

Sama halnya dengan foto-foto dalam artikel ini. Sengaja dibuat hanya untuk menghebohkan masyarakat dunia! Namun faktanya? Semua hanya kebohongan belaka. Baiklah, mari kita lihat!



Pada awal tahun 2000, beredar photo kucing yang raksasa melalui e-mail, diklaim sebagai kucing berukuran besar yang ditemukan di dekat laboratorium nuklir Kanada. Photo ini sebenarnya lelucon Cordell Hauglie yang disebarkan Mei 2001 kepada teman-temannya dan tidak pernah menyangka akan terjadi kehebohan yang sangat luar biasa.



Beberapa saat setelah serangan 11 September beredar photo di Internet tentang seorang pria yang sedang berdiri diatas gedung WTC, dibelakang pria tersebut tergambar pesawat yang akan menabrak gedung itu. Gambar tersebut ternyata palsu.



Pada tahun 1917 dua anak perempuan kembali dari bermain di kebun mereka dengan kamera dan bukti nyata peri kehidupan. Namun pada tahun 1970-an terungkap bahwa peri-peri Cottingley foto-foto itu palsu. Salah seorang saksi bernama Elsie Wright mengaku teman peri mereka tidak lebih dari guntingan kertas.



Photo ini terkenal dengan nama Monster Loch Ness atau Nessie. Pada tahun 1994 terungkap ternyata photo tersebut rekayasa, gambar dalam photo itu tak lain hanyalah sebuah mainan kapal selam yang dilengkapi kepala ular laut.



Ray Santilli Pada tahun 1995 menyatakan memiliki gambar tentang Alien UFO yang sedang di Otopsi pada tahun 1947, namun tahun 2006 dia mengakui bahwa gambar yang ada tidak sepenuhnya benar. Gambar tersebut hanyalah sebuah rekonstruksi dari sebuah kejadian.



Tengkorak dalam photo ini di duga sebagai tengkorak Nabi Adam AS. Ditemukan di Arab Saudi dilaporkan oleh surat kabar The New Nation Bangladesh pada tahun 2004. Namun photo ini tidak lain sebuah rekayasa photoshop yang juga pernah dipublikasikan di situs Worth1000.com



Pada tanggal 1 April 2008 yang bertepatan dengan April Mop, BBC melaporkan rekaman penguin terbang dari Antartika ke Brazil. Rekaman ini merupakan rangkaian April Mop yang sengaja di publikasikan oleh BBC namun mendapat reaksi yang serius dari berbagai kalangan.



Hoax ini muncul melalui email pada tahun 2001 yang memperlihat sebuah helicopter diserang oleh seekor hiu ganas. Photo ini dipilih oleh National Geographic’s sebagai Photo of the Year.



Banyak isu yang beredar bahwa ada seorang jama’ah Haji ketika memoto Gua Hira mendapatkan gambar makhluk halus (jin), foto yang sering disebut foto Jin dari Mekkah. Namun ternyata, foto itu bukan Jin atau setan, melainkan sebuah patung. Foto itu diambil di sebuah tempat wisata di Sommerset Inggris yang bernama Cheddar Caves. Pertama kali beredar pada tahun 1990 dan sempat menjadi headline di Inggris.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More