Namaku Dania.. Panggilanku Nia, tinggiku 167/52, kulit putih, bra 36a, rambut hitam panjang (lurus) dengan model pony.. teman-temanku sering mengejek ku dengan panggilan"siboneka jepang".
Kejadian ini terjadi waktu aku kuliah dulu, saat itu usiaku baru 21 tahun. Dan hari itu aku dan temanku Reni menginap dirumah Melly, kami bertiga sedang melakukan belajar bersama untuk menghadapi ujian semester, rumah kawanku Melly tidaklah terlalu besar.. Terdiri atas ruang tamu, ruang keluarga, kamar Melly, kamar adiknya dilantai 2, satu kamar mandi, dan kamar pembantu dibelakang dekat dapur. Melly hanya tinggal bersama ibunya, adiknya cowok bernama andri yang masih duduk dibangku SMP dan seorang pembantu.. Mbok Inah namanya.
Sore hari itu ketika kami sedang belajar di kamar Melly, tiba-tiba ibunya Melly masuk ke dalam kamar lalu:
"Wah.. Lagi pada belajar yaa.." serunya
"Iya Mah" jawab Melly
"O iya.. Mel.. Ini ada Om Adi.."
Lalu aku melihat seorang pria masuk ke dalam kamar.. Orangnya biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa.. Tidak terlalu tinggi.. Berkulit sawo matang dan usianya kira-kira menjelang 40 tahun, tapi masih tampak segar, dan Om Adi ini langsung menyalami kami semua.. termasuk aku.
"Mel.. Nanti Om Adi akan nginap disini.. Tapi sekarang Mama mau pergi dulu sama Om Adi.." seru ibunya Melly
"Kemana Maa..?", tanya Melly,"
"Ah.. Hanya ke rumah Tante Nike aja.. Malam juga pulang" sahut ibunya Melly.
"Okee.. Maa.. Hati-hati yaa.. Om Adi.. Jagain Mama yaa" sahut Melly.
Lalu mereka pergi keluar kamar, dan kami meneruskan belajar lagi. Setelah belajar, diskusi dan becanda.. Tanpa disadari waktu sudah pukul 11 malam.. Lalu Melly mengusulkan agar kita tidur dulu. Maka kami bertigapun segera ganti baju.. Aku mengenakan baju daster biasa yang aku bawa dari rumah, dimana dasterku model terusan dan hanya sampai sebatas lutut saja.
Setelah ganti daster akupun pergi ke kamar mandi.. Untuk gosok gigi dan buang air kecil.. Lalu aku melepas bra dan CD ku, sudah kebiasaan aku kalau tidur hanya pake daster saja tanpa CD dan bra, kembali kekamar.. Aku melihat Melly dan Reni sudah berbaring diatas ranjang memakai selimut, dan akupun segera bergabung dengan mereka dan tidur dengan nyenyak.
Pagi harinya aku bangun jam 8 pagi dan aku lihat Melly dan Reni sudah mengenakan pakaian rapih,
"Eh.. Pada mau kemana?" tanyaku.
"Gue mau anterin Reni pulang.."sahut Melly.
"Jangan lama-lama dong.. Gue kan sendirian.. Ibu lu kemana mel?" tanyaku lagi.
"O.. Mama tahu tuh tadi pergi.."
"Terus.. Om lu itu.. Om Adi kemana?"
"Dia nganterin Andri sekolah"
"Wah gue sendirian dong.." sahutku.
"Sudah.. Tenang aja.. Kan ada si mbok" sahut Melly.
Lalu mereka pergi meninggalkan aku sendiri di kamar, setelah menyisir rambut aku mengambil handuk dan keluar kamar.. Tampak sepi didalam rumah itu, dan akupun menuju ke kamar mandi, ketika aku sedang mandi.. Tiba-tiba terdengar suara.
"Non.. Non nia"
Ah.. Ada apa nih si mbok.. Pikirku, "Kenapa mbok..?" seruku dari dalam kamar mandi.
"Non.. Mbok pergi kepasar dulu yaa.." serunya.
"Iya.. Mbok" sahutku.
Selesai mandi.. Aku menutupi tubuhku yang telanjang itu dengan handuk, tidak terlalu besar handuk itu.. Hanya sebatas leher sampai ke setengah paha, lalu aku keluar kamar mandi.. Dan memang tampak sepi sekali dalam rumah itu, dan akupun yakin.. Tidak ada siapa-apa lagi selain aku didalam rumah itu.
Lalu aku menuju kekamar.. Tanpa menutup pintu.. (suatu kesalahan bagiku, tetapi..) karena jendela aku tutup maka aku pun menyalakan lampu sehingga kamar terang benderang, aku berdiri di depan meja rias sembari menyisir rambutku yang panjang.. Tiba-tiba.."ting".. Giwangku jatuh ke lantai dan meluncur kebawah ranjang, akupun segera berlutut dilantai dan menjulurkan tanganku kebawah ranjang.. Tapi tidak tersentuh giwangku itu, lalu aku semakin membungkukkan tubuh ku.. Sehingga posisi ku menungging dengan kepala masuk kebawah ranjang.. Aku tidak sadar kalau posisiku itu membelakangi pintu.. Dan yang lebih parah lagi aku tidak sadar kalau diambang pintu ada Om Adi yang sedang memperhatikan.. Jelas saja Om Adi itu dapat melihat bentuk kemaluanku dengan jelas dari belakang.. Karena saat itu handukku pun tersibak ke atas.. Aku tidak tahu berapa lama Om Adi memperhatikan kemaluanku dari belakang karena cukup lama aku mencari-cari giwangku itu.
Tiba-tiba.. Ehmm.. Ehmm.. Terdengar batuk Om Adi.. Aku terkejut setengah mati, dan buru-buru berlutut lagi..
"Oh.. Om Adi.." seruku gugup, tampak Om Adi hanya tersenyum saja..
Akupun segera bangkit berdiri dengan perasaan tidak karuan.. Karena gugupnya.. Tiba-tiba.. Handukku terlepas dan jatuh kelantai.. Kini aku jadi tambah salah tingkah.. Dan didalam kegugupan itu aku hanya berdiri diam saja menghadap Om Adi.. Tampak mata Om Adi berbinar.. Memandangi tubuhku yang telanjang itu dari atas sampai kebawah.
Dalam kepanikan itu.. Aku bukannya mengambil handuk itu, tapi aku malah berjalan menuju kelemari.. Karena aku berniat segera mengambil baju, belum sempat aku membuka lemari.. Tiba-tiba Om Adi sudah dibelakangku.. Segera ia memegang kedua bahuku.. Dan mendorong aku ke lemari.. Sehingga dadaku menempel kelemari.. Lalu dengan ganasnya Om Adi mulai menciumi belakang leherku, terdengar nafasnya yang memburu.. Aku meronta kecil.. Dan
"Jangan.. Jangan Om.." seruku, tetapi tampaknya Om Adi tidak peduli..
Ia terus menciumi leherku dari belakang dan tangannya segera mengelus-elus piinggiran tubuhku, aku mengelinjang kegelian.. Ciuman dan jilatan Om Adi membuat aku berhenti meronta dan membiarkan ciuman Om Adi yang makin lama makin kebawah.. Kepunggungku dan akhirnya sampai kebongkah pantatku.. Nggk.. Aahh.. Aku hanya bisa mendesah saja dengan tubuh merinding ketika Om Adi menyapu bongkah pantatku dengan lidahnya.. Tiba-tiba Om Adi merenggangkan kedua pahaku dan terasa lidahnya segera menjilati bibir vaginaku dari belakang..
Wowww.. Oohh.. Nikmat.. Sekali.. Sehingga tanpa sadar aku menungging-in sedikit pantatku kebelakang sampai kakiku berjinjit.. Aahh.. Nggkk.. Auuhh.. Rintihku dengan mata terpejam.. Dan kedua tanganku hanya bisa menahan tubuhku ke lemari.
"Aah.. Jangan.. Om.. Aakkhh" desisku ketika Om Adi membuka belahan pantatku dan segera lidahnya menjilat habis lobang pantatku..
Aku benar-benar merasakan nikmat atas permainan lidah Om Adi.. Sehingga tanpa sadar aku mengoyang-goyangkan pinggulku. Om Adi tampak mengetahui betul kalau aku sudah terangsang hebat, dan dia tidak sungkan-sungkan menjilati cairan yang keluar dari liang kemaluanku, akupun semakin lupa diri.. Tidak peduli siapa itu Om Adi, bahkan aku mengulurkan kedua tanganku kebelakang dan membuka belahan pantatku.. dalam hatiku "Jilat.. Jilat omm.. Jilatin seluruhnya", dan tampaknya Om Adi mengetahui keinginanku.. Iapun segera menyapu lobang pantatku lagi sampai ke vaginaku dengan lidahnya.
Aku hanya bisa mengigit bibirku dengan mata terpejam menikmati permainan lidah Om Adi, terkadang aku harus berjinjit tinggi agar Om Adi leluasa menjilati vaginaku, emang kedua kakiku mulai terasa pegal dan lemas, tetapi aku tidak mau permainan ini berakhir, beberapa kali aku sempat menjerit kecil ketika lidah Om Adi mencolok-colok liang vaginaku.. Oohh.. Aahhkk.. Mhmm..
Lalu Om Adi bangkit berdiri dan dengan masih menciumi serta menjilati punggungku.. Kedua tangannya segera meremas-remas buah dadaku dari belakang, beberapa kali tubuhku tersentak nikmat ketika kedua puting payudarku dipijit-pijit oleh jari-jari Om Adi.. Oohh.. Nikmat sekali..
Tiba-tiba Om Adi memegang tangan kananku.. Dan dibimbingnya tangan kananku sehingga menyentuh celana Om Adi.. Terasa ada benda keras dibalik celana Om Adi itu.. Aku pun secara refleks segera merema-remas benda itu.. Dan mengurut-urutnya dari atas kebawah.. Lalu Om Adi membalikkan tubuhku, sehingga aku kini berdiri berhadapan dengan dia.. Aku tidak mau melihat wajah Om Adi, jadi sengaja aku menoleh kesamping dengan mata setengah terpejam, dan aku meringis menahan nikmat ketika Om Adi mulai menjilati kedua buah dadaku.. Dan secara bergantian mengisap-isap kedua puting buah dadaku.
Aku sudah benar-benar terangsang hebat.. Apalagi ketika jari telunjuk tangan kanan Om Adi menyodok-nyodok ke dalam liang vaginaku.. Aku semakin merenggangkan kedua pahaku.. Oohh.. Nggkk.. Desahku.. Lalu Om Adi menghentikan permainannya tampak dia membuka celana panjangnya dan melepasnya.. Kemudian celana kolor nyapun dilepas maka tampaklah batang kemaluan Om Adi yang besar, hitam, keras dan panjang itu.. Kemudian Om Adi duduk ditepian ranjang.. Aku tahu maksud Om Adi.. Dan tanpa disuruh akupun segera berlutut diantara kedua kaki Om Adi..
Tampak batang kemaluan Om Adi yang berdiri tegak dan keras sehingga tampak urat-uratnya menonjol. Segera aku mencekal batang kemaluan Om Adi dan dengan ganas aku ciumin batang kemaluan Om Adi itu.. Terdengar Om Adi sedikit mengerang sembari merebahkan tubuhnya ke atas ranjang.. Akupun segera beraksi.. Kujilati batang kemaluan Om Adi itu dari pangkal sampai kekepala.. Lalu kuisap, kukulum dalam mulut sementara tangan kiriku mengelus-elus biji pelirnya terasa beberapa kali tubuh Om Adi tersentak karena nikmat.. Lalu kujilati biji pelir Om Adi.. Terdengar.. Aaahhkk.. Om Adi mengerang kenikmatan, mendengar itu aku tambah gairah.. Terus ku jilati biji pelir Om Adi itu..
Sementara tangan kananku mengurut-urut batang kemaluannya.. Semakin lama aku semakin lost kontrol.. Dengan kedua tanganku ku angkat kedua paha Om Adi sehingga kedua lutut Om Adi hampir menyentuh dadanya.. Dengan posisi demikian aku leluasa menjilati batang kemaluan Om Adi.. Dari ujung kepala sampai ke sekitar biji pelirnya.. Lalu aku menjilat semakin kebawah.. Kebawah.. Dan akhirnya ujung lidahku menyentuh dubur Om Adi yang berbulu itu.. Segera lidah ku menari-nari diatas dubur Om Adi.. Terasa sekali tubuh Om Adi beberapa kali bergetar.. Aakkh.. Oougghh.. Erangnya.. Mendengar itu aku tambah bernapsu.. Kucolok-colok lobang pantat Om Adi dengan ujung lidahku.. Semakin dalam ku julurkan lidahku ke dalam lobang pantat Om Adi..
Semakin bergetar tubuh Om Adi terasa beberapa kali batang kemaluan Om Adi yang ku kocok berdenyut-denyut rupanya Om Adi sudah tidak tahan.. Lalu ia memegang tanganku dan membimbing ku naik ke atas ranjang.. Aku disuruh menungging diatas ranjang.. Rupanya Om Adi menginginkan dogystyle.. Ah itu yang aku sukai.. Tetapi bagaimana kalau Om Adi menginginkan anal sex.. Ah.. Aku tidak membayangkan batang kemaluan Om Adi yang besar dan panjang itu masuk ke dalam duburku.. Oohh mudah-mudahan jangan.. harapku.
Sebelum mencobloskan batang kemaluannya.. Om Adi sekali lagi memperhatikan bentuk kemaluanku dari belakang, aku pun menanti penuh harap.. Dan akhirnya terasa batang kemaluan Om Adi menempel dibibir vaginaku dan masuk perlahan-lahan ke dalam liang kemaluan ku.. terasa seret.. tapi.. nikmat.
Oohh.. Nggk.. Ahh.. Desisku ketika seluruh batang kemaluan Om Adi amblas.. Lalu ia mulai melakukan gerakan erotisnya.. Ahh.. Nikmat sekali.. Dan aku benar-benar mencapai klimaks dalam posisi demikian.. Rupanya Om Adi belum klimaks juga.. Lalu ia menyuruh aku berbaring miring.. Sementara dia berada dibelakang punggungku.. Aku segera menekuk kedua lututku.. Dan membiarkan Om Adi mencobloskan batang kemaluannya ke dalam vaginaku.. Ooucch.. Aahh.. Nikmat sekali.. Dalam posisi demikian tangan kanan Om Adi leluasa meremas-remas buah dadaku dari belakang.. Hentakan Om Adi makin lama makin keras dan cepat.. Aku tahu kalau Om Adi hampir klimaks.. Tetapi aku enggak mau dia mengeluarkan air maninya dalam vaginaku.. Lalu aku memegang pinggul Om Adi.. Dan otomatis Om Adi menghentikan gerakannya.. Lalu aku mencopot batang kemaluan Om Adi dari vaginaku.. Dan dengan gesit akupun berlutut disamping Om Adi..
Tampak Om Adi tersenyum.. Tapi aku tidak peduli.. Aku segera menjilati batang kemaluan Om Adi yang berlendir itu.. Lalu kuisap-isap batang yang keras dan berurat itu.. Ooh.. Nggkk.. Aakk.. Om Adi mengerang keenakan.. Dan aku semakin mempercepat gerakan kepala ku naik turun, beberapa kali Om Adi mengerang sembari mengeliat, ternyata Om Adi ini kuat juga pikirku.. Lalu aku membasahi telunjuk tangan kiriku dengan ludahku, setelah itu kucucukan telunjuk jari ku itu ke dalam dubur Om Adi.. Tampak tubuh Om Adi sedikit tersentak ketika aku menekan jariku lebih dalam lagi kelobang pantat Om Adi.. Rupanya Om Adi merasakan nikmat luar biasa dengan isapanku pada batang kemaluannya dan sodokan jari ku di anusnya..
Hingga.. Aaahh.. Aaakkhh.. Om Adi mengerang hebat bersamaan dengan menyemburnya air mani Om Adi dalam mulutku.
Crott.. Croot.. Banyak sekali.. Akupun rada gelagapan.. Sehingga sebagian air mani Om Adi aku telan.. Sengaja aku mencabut jariku dari lobang pantat Om Adi secara perlahan-lahan dan hal ini membuat semburan air mani Om Adi tidak dapat ditahan, lalu aku melepas batang kemaluan Om Adi dari dalam mulutku.. Tampak sedikit sisa-sisa air mani Om Adi keluar.. Dan aku segera menyapu dengan lidahku cairan kental itu..
"Hebat.. Hebat.. Sekali kau Dik Nia.." puji Om Adi, aku hanya tersenym saja.
Lalu Om Adi bangkit dan kembali mengenakan celananya..
"Kamu tidak menceritakan kejadian ini sama siapa-apa kan?" tanya Om Adi yang memandangiku yang masih duduk berlutut diatas ranjang, lalu Om Adi menjulurkan tangannya dan menyeka sudut bibirku dari sisa airmaninya, aku hanya tersenyum saja.. Dalam hati.. Gila.. Mana mungkin aku cerita ke siapa-siapa.. Bertemu dengan dia lagi juga aku ogah.. pikirku.
Dan begitulah ceritanya.. Setelah kejadian itu aku tidak mau berkunjung ke rumah kawanku itu.. Walau sampai sekarang aku masih berteman baik dengan Melly, memang beberapa kali Om Adi menelphonku.. Tetapi aku menghindar.. Bagiku itu hanya sebuah pengalaman saja.. Dan akupun tidak mau mengulang pada orang yang sama.. Kecuali pada tunanganku..
0 komentar:
Posting Komentar