Al-Quran sering sekali menjelaskan  persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa. Hal itu merupakan  gambaran bagi setiap orang agar selalu memperhatikan kenapa Bumi ini  berputar pada porosnya, kenapa planet ini bersama planet-planet yang  lainnya beredar mengelilingi matahari yang juga berputar di porosnya.  Semua planet itu tidak bertiang, tidak bertali dan juga tidak memiliki  tempat bergantung. Semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya  Rawasialah yang memutar planet itu di sumbunya sambil berputar-putar  mengelilingi matahari. Sungguh Rawasia itu adalah wujud penting dari  sesuatu yang harus diteliti lebih dalam lagi oleh para astronom. Dengan  mengetahui keadaan Rawasia setiap planet, maka tabir misteri alam  semesta yang tak terbatas itu akan terkuak.
Bumi yang beratnya  sekitar 700 triliun ton tidak jatuh pada matahari karena gaya lantingnya  (centrifugal) dalam keadaan mengorbit, sebaliknya Bumi juga tidak  terlanting jauh keluar dari garis orbitnya sebab ditahan oleh gaya  gravitasi pada matahari sebagai pusat orbit. Kekuatan gaya lanting Bumi  dan gaya gravitasi adalah sama besarnya, orang ahli menyebutnya dengan  Equilibrium. Oleh karena itulah sampai hari ini Bumi yang kita diami  terus menerus berputar dan beredar mengelilingi matahari.
Andaikan kalau Bumi hanya memakai gaya lantingnya saja tanpa menggunakan gaya gravitasi. Maka, bisa dipastikan Bumi akan melayang jauh meninggalkan matahari. Dengan begitu, tenaga centrifugal seperti yang dimiliki Bumi dapat diadopsi oleh “piring terbang” untuk terbang jauh jika tenaga gravitasinya dihilangkan.
Nah, akhirnya kita pun sampai pada pertanyaan ini, bagaimana cara menghilangkan gaya gravitasi itu?
Andaikan kalau Bumi hanya memakai gaya lantingnya saja tanpa menggunakan gaya gravitasi. Maka, bisa dipastikan Bumi akan melayang jauh meninggalkan matahari. Dengan begitu, tenaga centrifugal seperti yang dimiliki Bumi dapat diadopsi oleh “piring terbang” untuk terbang jauh jika tenaga gravitasinya dihilangkan.
Nah, akhirnya kita pun sampai pada pertanyaan ini, bagaimana cara menghilangkan gaya gravitasi itu?
Salah  satu caranya adalah dengan memutar bagian pesawat secara horisontal.  Apabila putaran itu semakin cepat maka semakin besar pula gaya  centrifugal yang dihasilkan dan semakin kecillah gaya gravitasinya,  sampai akhirnya gaya gravitasi ini akan hilang sama sekali dan mulailah  pesawat dapat terangkat dengan mudah tanpa terpengaruh oleh gravitasi  Bumi.
Mungkin anda akan bertanya, bagaimana bisa pesawat dapat berputar terus menerus tanpa tumpuan? Dari situlah kita namakan pesawat ini dengan Shuttling System, yaitu pesawat berbentuk piring dempet yang ditengah-tengahnya adalah tempat penumpang.
Anda bisa simak gambar ilustrasi struktur “piring terbang” dibawah ini.
Mungkin anda akan bertanya, bagaimana bisa pesawat dapat berputar terus menerus tanpa tumpuan? Dari situlah kita namakan pesawat ini dengan Shuttling System, yaitu pesawat berbentuk piring dempet yang ditengah-tengahnya adalah tempat penumpang.
Anda bisa simak gambar ilustrasi struktur “piring terbang” dibawah ini.

 A. Bagian Atas, kita namakan Positif, berputar ke kanan, semakin ke pinggir massanya semakin tebal dan berat.
B. Bagian Bawah, kita namakan Negatif, berputar ke kiri, semakin ke pinggir massanya semakin tebal dan berat.
C. Bagian Tengah, kita namakan Netral, disinilah tempat awak pesawat serta perlengkapan dan mesin yang memutar Positif dan Negatif sekaligus dalam satu kendali.
B. Bagian Bawah, kita namakan Negatif, berputar ke kiri, semakin ke pinggir massanya semakin tebal dan berat.
C. Bagian Tengah, kita namakan Netral, disinilah tempat awak pesawat serta perlengkapan dan mesin yang memutar Positif dan Negatif sekaligus dalam satu kendali.

Praktis  pesawat pun akan terangkat dibantu dengan ledakan seperlunya untuk  tenaga pembelok dan untuk penambahan kecepatan sewaktu berada di angkasa  tanpa bobot.
Bagaimanapun  nantinya wujud konstruksi pesawat itu, kita serahkan saja kepada para  profesor dan kita yakin nantinya di masa depan akan terwujud sebagai  pesawat kebal peluru dan tak memerlukan landasan tertentu karena dia  dapat berdiri statis di angkasa dan yang lebih hebat lagi adalah bahwa  pesawat itu tentunya water-proof alias anti-air yang kalau pada saat  diperlukan dia dapat langsung masuk ke dalam lautan dan keluar lagi  sesuai kehendaknya.

Kita  boleh mengatakan bahwa kendaraan manusia kini sudah kolot, kuno atau  usang karena sistem yang dipakainya sudah berlaku selama ribuan tahun,  yang semuanya itu memakai prinsip menolak ke belakang untuk maju ke  depan dan menolak ke bawah untuk naik ke atas. Setelah manusia sanggup  memakai gaya centrifugal berbentuk “piring terbang” barulah manusia akan  memulai kendaraan modern.
Jadi, masa terwujudnya “piring  terbang” adalah batas antara ke-kuno-an dan kemodernan peradaban  manusia. Batas ini disebut oleh Al-Quran dalam surat Az-Zukhruf ayat 13  diatas dengan bahasa kiasan, bahwa profesor yang mulai menggunakan  “piring terbang” mengatakan; Waktu itu manusia baru memulai hidup dalam  generasi lain yaitu generasi pesawat itu tidaklah segenerasi dengan  modern.
Dalam peradaban modern dimana manusia umumnya memakai  piring terbang sebagai kendaraan, akan banyak sekali perubahan dalam  kehidupan baik di bidang jasmaniah maupun di bidang rohaniah. Di bidang  jasmaniah akan berlaku perubahan dalam kehidupan seperti, orang-orang  tak lagi membutuhkan jalan raya dan rel kereta api yang pembangunannya  sangat banyak menghabiskan tenaga, tempat, benda dan waktu.
Orang-orang  akan memanfaatkan daerah itu untuk tempat tinggal atau untuk kebutuhan  lainnya. Orang-orang akan memindahkan perhatiannya terhadap lautan  sebagai sumber makanan karena lautan itu memang sangat luas yang  mengandung berbagai bahan untuk keperluan hidup, dan daratan sebagian  besar akan dijadikan orang untuk tempat bermukim. Orang-orang nantinya  akan melakukan penerbangan antar planet secara lazim dimana planet  Jupiter, Venus, Saturnus dan planet yang lebih besar lainnya akan  menjadi sasaran dalam perekonomian dan politik.



0 komentar:
Posting Komentar